translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

masa

Monday, August 26, 2019

KH. TUBAGUS MUHAMMAD FALAK BOGOR

KH. TUBAGUS MUHAMMAD FALAK BOGOR
Guru Tarekat Abah Guru Sekumpul Dan Pendiri NU Bogor
 
 
KH. TUBAGUS MUHAMMAD FALAK
KH. TUBAGUS MUHAMMAD FALAK
Diantara guru tarekat KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang lebih dikenal dengan Abah Guru Sekumpul adalah KH. Tubagus Muhammad Falak Bogor. Nama asli beliau adalah Muhammad bin 'Abbas. Gelar Falak didapat dari guru beliau Syekh Affandi Turki karena keahliannya di bidang ilmu Falak (astronomi). Adapun gelar Tubagus adalah gelar kebangsawanan yang nasabnya bersambung ke Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dan bila dirunut keatas akan bersambung ke Baginda Rasulullah shalallahu 'alaih wa aalih wa sallam. Karenanya, selagi di Mekkah beliau dikenal dengan Syekh Sayyid Muhammad Falak.

Kyai Falak dilahirkan pada tahun 1842 M di Pandeglang Banten. Ayah beliau seorang kyai kharismatik pengasuh pesantren yang juga aktif berdakwah menyiarkan ilmu agama Islam di Pandeglang.

Selain belajar kepada ayahnya, Kyai Falak kecil juga disuruh sang ayah belajar kepada Syekh Abdul Halim Kadu Peusing Cirebon dan Syekh Sohib Kadu Pinang serta para ulama lainnya.

Usia 15 tahun, tepatnya pada tahun 1857 M Kyai Falak berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan menuntut ilmu di sana. Di Mekkah, Kyai Falak tinggal bersama salah seorang gurunya yaitu Syekh Abdul Karim Banten.

Diantara guru Kyai Falak di Mekkah :
1. Syekh Nawawi bin 'Umar al-Bantani.
2. Syekh Mansur al-Madani.
3. Syekh Sayyid Amin al-Kutbi (ayah Syekh Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi).
4. Syekh Sayyid Abdullah al-Jawawi.
5. Syekh Sayyid Affandi.
6. Syekh Sayyid Ahmad al-Habsyi.
7. Syekh Sayyid Umar Baarom.
8. Syekh Umar Bajuneid.
9. Syekh Abdul Karim al-Bantani.
10. Syekh Ahmad Jaha al-Bantani.
11. Syekh Abu Zahid.
12. Syekh Ali Jabrah Mina.
13. Syekh Abdul Fattah al-Yamani.
14. Syekh Abdur Rauf al-Yamani.
15. Syekh Sayyid Yahya al-Yamani.

Bahkan tidak cukup hanya di Makkah, Kyai Falak juga rihlah ke Baghdad untuk belajar kepada Syaikh Zaini Dahlan yang waktu itu tinggal di Baghdad. Selain itu juga untuk menziarahi makam para awliya di sana, diantaranya Syekh Abdul Qodir al-Jailani.

Setelah 21 tahun tinggal di Makkah, pada tahun 1878 M Kyai Falak pulang ke Indonesia. Rentang waktu 1857 M s/d 1878 M di Mekkah, Kyai Falak bisa dikatakan seangkatan dengan Syekh Kholil Bangkalan atau yang dikenal dengan sebutan Syaikhona Mbah Kholil. Karena Syekh Kholil berangkat ke Mekkah pada tahun 1859 M.

Di Indonesia beliau kembali meneruskan menuntut ilmu, diantaranya kepada Syekh Salman, Syekh Soleh Bondong dan Syekh Sufyan.

Pada tahun 1892 M Kyai Falak kembali ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan kembali memperdalam ilmu di sana hingga menjelang awaI abad ke-20. Masa ini beliau mengalami kebersamaan dalam kurun waktu yang sama dengan Hadhratusysyaikh Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul Ulama.

Selama berada di Mekkah dan Madinah pada periode pertama dan kedua, beliau sangat dikenal oleh para ulama baik seangkatan maupun angkatan yang lebih muda khususnya yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara yang sedang menuntut dan memperdalam ilmu di sana.

Kemudian pada awal abad 20 setelah kepulangannya dari Timur Tengah, Kyai Falak memulai aktivitas pendirian pesantren setelah melalui masa perintisan yang cukup panjang baik setelah melalui aktivitas dakwah dan syiar Islam sejak dari Pandeglang hingga ke pelosok-pelosok di daerah Bogor dan sekitarnya maupun setelah merintis pengajian di daerah Pagentongan.

Pada masa sebelum dan masa revolusi fisik 1945-1949 M, Kyai Falak tercatat sebagai salah searang ulama besar Indonesia yang menjadi tokoh spiritual dalam bidang kerohanian di laskar Hizbullah yang pelatihannya berpusat di daerah Cibarusa dan pemimpin spiritual di Bogor.

Pada tahun 1953 M, Kyai Falak mendirikan Nahdlatul Ulama di Bogor dan pada saat pembentukan dihadiri langsung oleh KH. Wahid Hasyim. Berkhidmat di organisasi NU diwarisi oleh seorang cucunya yakni KH. Soleh Tohor Falak pernah menjadi salah Ketua Tanfidziyah NU Bogor.

Selama hidupnya Kyai Falak memiliki hubungan interaksi yang amat luas dan memiliki kedekatan dengan ulama-ulama besar di dalam dan luar Nusantara.

Sebagai ulama yang selain ahli dalam ilmu syariat juga mumpuni dalam ilmu tarekat bahkan diangkat sebagai seorang mursyid tarekat oleh gurunya yang bernama Syekh Abdul Karim, beliau sering dikunjungi para ulama Nusantara. Sebagian ulama yang pernah berkunjung kepada beliau di Pagentongan antara lain: Syekh Abdul Halim Palembang, Syekh Abdul Manan Palembang, Syekh Abdul Qodir Mandailing, Syeikh Ahmad Ambon, Syekh Daud Malaysia, Tuan Guru Zainuddin Lombok, Habib Soleh Tanggul Jawa Timur, Habib Umar Alatas, Habib Idrus Pekalongan, Habib Ali Al-Habsy Kwitang, Habib Abu Bakar Kwitang dan para habaib dan kiai dari berbagai daerah lainnya di Nusantara. Termasuk diantaranya Abah Guru Sekumpul yang dibawa Guru Bangil (KH. Muhammad Syarwani Abdan) untuk mengambil tarekat kepada Kyai Falak.

KH. Tubagus Muhammad Falak termasuk "mu'ammar" atau ulama yang panjang umur. Beliau wafat pada waktu subuh pukul 04.15 hari Rabu tanggal 19 Juli 1972 M atau tanggal 8 Djumadil Akhir 1392 H di usia yang ke 130 tahun di Pagentongan, Bogor. 

Semoga dengan membaca riwayat orang shalih seperti beliau kita mendapat rahmat, taufiq, hidayah dan maghfirah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala serta dicatat sebagai seorang yang mencintai wali-waliNya. 
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.

*****

 

Interakasi Seorang Hamba Terhadap Rabb, Dirinya Dan Orang Lain

Interakasi Seorang Hamba Terhadap Rabb, Dirinya Dan Orang Lain   Naskah Hadits عَنْ أَبِي ذَرٍّ قاَلَ لِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى ...